PGRI Lobar Gelar Konferensi Kerja III Tahun 2022

PGRI Kabupaten Lombok Barat (Lobar) menggelar konferensi kerja III tahun 2022.  Konferensi ini  digelar untuk ajang silaturahmi dan membahas berbagai hal menyangkut program kerja serta persoalan yang dihadapi para guru. Termasuk Rancangan Undang-undang (RUU) Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).

Konferensi itu dihadiri Sekda Lobar Dr. H. Baehaqi, Ketua DPRD Lobar Hj. Nurhidayah, Ketua PGRI NTB, Ketua Dewan Pendidikan Lobar Dr. Akhyar Fadli, Ketua Komisi IV DPRD Lobar Lalu Irwan. Hadir pula Ketua PGRI Kota Mataram, pengurus PGRI Lobar dan Cabang PGRI Lobar.

PGRI Kabupaten Lombok Barat, pgri, lombok barat, Tajuddin, S.Pd, Ketua PGRI Lobar, Ketua PGRI NTB, Ketua DPRD Lobar Hj. Nurhidayah, Sistem Pendidikan Nasional, konferensi kerja III,

Ketua PGRI Lobar Tajuddin, S.Pd., mengatakan, PGRI sebagai  agen perubahan bertujuan untuk memulihkan kembali pendidikan yang ada di Lobar setelah tiga tahun ini mengalami banyak rintangan, salah satunya wabah Covid-19 dan banjir serta longsor yang menimpa Kecamatan Batulayar dan Gunungsari.

“Guru yang mengajar di sekolah adalah motor penggerak bagi masyarakat, karena dengan mengajarkan para murid mereka dapat membantu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di masa yang akan datang,” tegasnya.

Selain itu ia menyampaikan peran PGRI di tengah masyarakat Lobar. Meski  tahun 2021 masih dihadapkan pada pandemic Covid-19, kemudian terjadi bencana longsor, PGRI kata dia tetap bergerak membantu warga yang terdampak.
PGRI bergerak secara sistematis, mulai dari pusat hingga kabupaten untuk terjun membantu masyarakat terkena banjir dan longsor di  Gunungsari serta Batulayar.

Sementara itu, Sekda Lobar H. Baehaqi menyampaikan kapasitas kelembagaan PGRI akan melahirkan sebuah manajemen dalamrangka meningkatkan kinerja guru. “Kita harus memberikan apresiasi kepada guru-guru dan juga pengurus PGRI yang di mana nantinya mereka akan berperan sebagai changing agent atau agen dalam mengubah masa depan daerah dan negara melalui pengajaran kepada murid-murid mereka,” jelasnya.

Selain itu ia juga mengatakan seorang guru adalah orang yang sangat menginspirasi anak-anak muridnya, maka dari itu cukup mudah bagi seorang guru untuk memberikan pengaruh positif kepada murid-muridnya. “Sering kali anak kita tidak mau mendengarkan cara kita mengajarkan mereka dan lebih memegang teguh akan ajaran yang telah diberikan oleh guru mereka. Hal ini pun terjadi kepada saya, karena anak saya lebih memilih untuk setia atas ajaran gurunya dibandingkan mencoba menggunakan ajaran saya,” terangnya.

Ketua DPRD Lobar Hj. Nurhidayah menyampaikan bahwa ini adalah kali pertamanya ia hadir dalam acara PGRI dan ia merasa sangat antusias karena disaat ia berdiri di depan semua guru yang hadir di ruangan ia masih merasa seperti seorang murid, walaupun usia sudah tidak muda lagi. “Ketika berdiri di depan para guru ini saya tetap merasa seperti seorang murid, karena saya sangat menghormati jasa-jasa yang telah dilakukan oleh para guru,” tegasnya.

Ia menambahkan bahwa peran seorang guru sebagai changing agent bukanlah peran yang mudah, karena tentu saja dalam menjadi changing agent akan banyak rintangan yang harus dihadapi.”Seorang guru adalah seseorang yang senantiasa akan ditiru oleh murid-muridnya, sehingga dalam menjadi changing agent para guru harus mulai dari diri mereka sendiri,” terangnya

Post a Comment

Previous Post Next Post